Minggu, 24 Juni 2012

Hasil Pengamatan Pencemaran Air


Nama   : Fildzah Dini Atikah S.
Kelas   : X.A
NIS     : 11011

“LAPORAN HASIL PENGAMATAN PENCEMARAN AIR”
Tempat/Lokasi Pengamatan    : Pasar Sentral Mamuju (Jl. Mangga)
Waktu Pengamatan                 : Minggu, 20 Mei 2012 / Pukul 16.00 WITA.

Pencemaran Lingkungan adalah peristiwa masuknya zat, unsur, energi, dan komponen yang bersifat merugikan ke dalam lingkungan sebagai akibat perbuatan manusia atau alam. Berdasarkan tempat terjadinya, Pencemaran Lingkungan dibedakan atas Pencemaran Air, Pencemaran Tanah, dan Pencemaran Udara. Namun, yang akan saya bahas saat ini yaitu Pencemaran Air.
Air merupakan sumber penting dalam kehidupan manusia dan menyokong kepada sistem kehidupan global. Manusia memerlukan air untuk menjalankan aktivitas harian seperti pertanian, perikanan, perindustrian, pengangkutan dan sebagainya. Namun, air semakin hari semakian tercemar lantaran sikap tidak bertanggung jawab sebagian pihak.
Pencemaran air yaitu peristiwa masuknya zat, energi, unsur-unsur, atau komponen lain ke dalam air yang mengakibatkan penurunan kualitas air. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan adanya perubahan bau, rasa, dan warna. Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat (sungai dan danau) serta perairan laut. Sumber pencemaran air dapat berupa limbah industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah pertambangan.
Salah satu lokasi di Mamuju ini yang telah mengalami pencemaran air yaitu di Pasar Sentral Mamuju (Jl. Mangga). Mengapa hal ini dapat terjadi ? Yah, itu semua tidak terlepas dari aktivitas masyarakat sekitar tempat ini. Seperti, melakukan pembuangan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, serta air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Dikota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Didalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Selain itu, dampak lain yang disebabkan dari pencemaran air seperti membuang sampah non-organik ke sungai, akan
berakibat menghalangi cahaya matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
Agar Akibat dari pencemaran air tersebut dapat dikurangi, maka solusi terbaik yang seharusnya diterapkan yaitu, (1) Tidak membuang sampah sembarangan, (2) Memanfaatkan  sampah-sampah non-organik yang sebenarnya dapat didaur ulang menjadi barang baru yang lebih berguna, (3) Melakukan penguburan terhadap sampah organik yang dapat diuraikan oleh bakteri, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk, serta (4) Memberikan kesadaran berupa penyuluhan terhadap masyarakat sekitar tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidup terutama air yang merupakan salah satu komponen terpenting dari kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar